Sunday, July 3, 2016

Siswa Yang Mendapatkan Cubitan Dari Guru, Haruskah Memicu Kemarahan Ortu?

Hampir satu minggu ini, timeline di facebook ramai memperbincangkan kasus pencubitan oleh seorang guru terhadap muridnya. Berawal dari siswa laki laki yang melaporkan pencubitan itu kepada orang tuanya, berlanjut pada pelaporan orang tua korban (siswa) kepada polisi. Endingnya, guru siswa di salah satu sekolah swasta di daerah Sidoarjo tersebut harus mengikuti jalannya persidangan dengan ancaman mendapatkan hukuman menginap di  hotel prodeo. Kasus yang ramai, dibahas di mana mana. Ada yang pro dan ada yang kontra. Yang pro pada guru, pastilah membully siswa tersebut, demikian juga sebaliknya. Namun tentu saja, siswa yang terkena cubitan dan melaporkan pada orang tuanyalah yang paling banyak mendapatkan bully dari para netizen. Bagaimana tidak, hanya karena sebuah cubitan, seorang guru yang hendak menegakkan kediplinan pada siswanya, berujung pada hukuman pidana. 
Tentu terdengar tragis.

Sebagai orang tua, tentu saya sendiri tak menyetujui dengan apa yang dilakukan oleh seorang guru dalam memberikan hukuman dengan menyakiti secara fisik maupun non fisik kepada muridnya. Namun, saya menggaris bawahi untuk pengecualian dalam kasus tertentu. Kalau hanya sebatas cubitan dan tak sampai berdarah darah sih tak apalah, apalagi kalau memang hukuman cubitan itu diberikan karena kenakalan anak kita sendiri, Dulu, saya juga mengalami masa masa kenakalan remaja di sekolah. Bercanda dengan teman di waktu jam pelajaran, akhirnya mendapatkan lemparan penghapus yang penuh dengan debu kapur. Meyebabkan mata saya perih hampir seharian. Ketika di sekolah dasarpun, beberapa kali mendapatkan cubitan. Dikarenakan saya mendapatkan nilai jelek sewaktu ulangan harian. Guru SD saya sudah mengatakan sebelumnya, siapa yang mendapatkan nilai dibawah angka 6 akan mendapatkan hukuman cubitan. 

Mungkin, pengumuman itu mempunyai tujuan agar semua murid menjadi semangat belajar dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Jangan ditanya gimana rasanya cubitan itu. Waktu itu, bu guru saya mencubitnya pas di dada bagian kiri, kulit arinnya sampai hampir mengelupas dan terlihat ada sedikit darah yang keluar. Mungkin saking kurusnya badan saya kali ya. Belum lagi pengalaman hukuman yang diberikan oleh guru mengaji sewaktu kecil. Salah membaca satu huruf dengan tidak tepat tartilnya sampai 3x, tuh penggaris panjang akan melayang di tangan. Sadis?, dulu menurut saya iya, tapi setelah dewasa. Sering senyum sendiri mengenangnya. Jadi manis terasa. 

Friday, July 1, 2016

Catch every Moment With Kamera Ponsel Idaman




Impian itu gratis 
Tapi impian yang  jadi kenyataan 
 Harus dibayar dengan proses dan kerja keras

Maklum saja, aku tak pernah membeli hape. Hape yang kumiliki selalu sebuah pemberian dari salah seorang saudara. Meski bekas, masih layak pakai. Mayanlah buat telpon telponan dan smsan. Hape pemberian terakhir, berlayar ukuran 2,5 x 2 cm. Berkamera 3 megapixel. Kalau buat berfoto ria banyak orang, harus agak jauhan supaya bisa terambil semua. Jadinya gitu deeh, belum memuaskan. Apalagi kalau suasana mendung atau bekabut sedikit saja, pasti momen yang diambil  tak sesuai  dengan warna aslinya.

Pernah suatu ketika, mendapat undangan launching sebuah produk snack lokal bagi para blogger. Ketika sampai di tempat, sudah banyak blogger yang jepret sana jepret sini. Ambil gambar tuh produk dan lokasinya. Hape mereka, sudah melebihi atmosfer hapeku. Dalam hati ketawa ngakak, ngetawain diri sendiri sih. Kok, berani beraninya datang ke acara beginian, dengan tak memiliki modal hape yang memadai. Tapi ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, kubur juga rasa minder yang yang perlahan tapi pasti menggerogoti sanubari. Show must go on. Dah, nyang penting ntar nulis review produk, di rumah dimakan sama keluarga, foto seadanya, nulis sebaik baiknya. Karena memang jarang bingit kalau datang di acara macam begini, jadi rada kudet. Beruntung ada temen blogger yang baiiik banget mau minjemin dokumentasi fotonya ke aku dan dikirimnya via imel. Live tweet berhadiahpun kulewatkan, karena hapeku tak memiliki aplikasi twitter. Jadi duduk manis nyimak aja apa isi launching produk hari itu.