Tuesday, May 24, 2016

Anakku Bukan Anakmu #Aku Hanya Sedang Melakukan Hal Kecil Mencegah Tindakan Pornografi Pada Anak Anak








Senin pagi, 16 Mei 2016...
Tak seperti biasanya, pengunjung pertama warkop pagi ini, bukanlah para lelaki pekerja yang akan berjuang mencari nafkah demi keluarga. Tapi sekitar sepuluh anak yang berebut memesan es susu dan aneka camilan sambil menyodorkan uang di hadapanku. Tak lupa menanyakan apa sandi wifi hari ini. Aku terpana melihat tingkah laku mereka.
 Heiii...bukankah hari ini bukan hari minggu, tapi hari senin. Bukankah seharusnya mereka sekolah?. Tentu saja aku bertanya pada gerombolan anak anak ini, mengapa datang ke warkop sepagi ini dan tidak berangkat sekolah. Jawaban mereka tanpa dikomando dan serempak  kompak menjawab, bahwa hari ini mereka  libur , karena kelas dipakai siswa kelas VI SD  menjalani Ujian Nasional. Dan mengertilah daku..:)

Kupersilakan mereka duduk, dan memesan satu persatu minuman yang mereka mau. Usai kutunaikan semua pesanan, baru aku berikan secarik kartu kecil berisi kata sandi wifi hari ini. Lalu aku duduk mendekati mereka, layaknya seorang ibu yang sedang berbincang dengan anaknya dan kepo dengan isi hape mereka. Apa yang dicari pagi ini sudah sibuk berwifi.
 Duh..meski hidup di desa, gadget mereka tak kalah dengan gadget anak kota. Perkembangan teknologi dan dunia maya memang luar biasa. Anak anak ini belumlah bisa mencari uang, tapi dalam genggaman, hape, tablet dan ipod adalah merk ternama. Entah apa pekerjaan orang tua mereka,
kalau melihat banyak pabrik dan home industri di sekitar warkopku ini, kemungkinan besar orang tua mereka adalah pekerja pabrik.

Saturday, May 14, 2016

Anak dititipkan ortu atau pengasuh


Ok, ngobrol sama penikmat kopi memang gak pernah ada jeda untuk berhenti pada satu topik. Ada saja yang dibahas. Seperti siang tadi, perdebatan sengit terjadi antara preman pasar, pemuda kampung lapuk yang sok sibuk, dan lelaki tua yang sedang menggendong dua cucunya.

Celetukan bernada sinis ditujukan pada si lelaki tua. Kok mau maunya disuruh momong cucu, sudah dari kecil merawat ibunya, sekarang sudah renta harus momong anaknya. Katanya, Kalau dianya mah ogah. Gak akan pernah menjadikan ortu layaknya pembantu, durhaka namanya. Niat punya anak ya harus terima resikonya, MOMONG.


Si lelaki tua, adalah seorang sopir angkot. Di wajahnya terlihat garis garis tua dan lelah. Siang ini, diantara sindiran teman temannya dia menikmati kopi sambil momong sang cucu dan dengan santai membela diri.

Alasannya adalah kasihan melihat ibu si cucu, kerja pulang malam, gajian tak cukup, lagian 3 cucunya yang masih balita, adalah penawar lelah setelah seharian mencari nafkah dan bisa sedikit uang jajan buat cucu adalah kebanggaan luar biasa.


Bujang lapuk tak mau kalah berkata , sudah lelah usahlah mencari lelah. Biarlah urusan begitu menjadi urusan anak kita dan janganlah dimanja. Lihat hasilnya, orang tua jaman sekarang diperlakukan kayak pembantu.