Friday, February 27, 2015

Merindukan Kembali



Waktu terus bergulir, kesibukan tlah membawa kita pada masa melihat anak anak kita menjadi tumbuh dewasa. Apakah ada yang terlewatkan oleh kita saat mereka tumbuh dan berkembang?. Apalagi bagi kita , seorang ibu yang hampir melewatkan separuh hidupnya untuk bekerja mecari nafkah. Saya merasakannya, meski anak anak saya masih relatif ABG, saya merasakan kehilangan momen seperti dulu ketika saya belum menghabiskan waktu di luar rumah, momen saat mereka pulang sekolah dengan segudang cerita. Momen ketika mereka lelah dan bergelayut di pundak serta tertidur di pangkuan saya.

Seperti ketika menuliskan postingan ini, ingatan saya berjalan ke hampir sepuluh tahun lalu. Ketika dua buah hati saya pulang dari TPQ dari masjid dekat rumah di senja hari, dari dalam rumah saya mendengar teriakan mereka berlomba lari siapa yang lebih dulu sampai rumah, grabyak grubyuk mereka membuka pagar yang hampir reyot sambil mengucapkan salam dengan keras. Lalu memanggil saya, ibunya dengan suara kerinduan anak anak.

Wednesday, February 18, 2015

New Header Blog



Heiii…heiii...heii
Ulaaalaaa
Senengnya dapat header baru buatan mak Annisa Stevani. 
Header blog yang pas dengan keinginan. Duiihh pinter banget sih mak mengekspresikan apa yang kumau. Sebagai agenda dari The Happiness Project  memberikan kebahagiaan buat orang lain dan berbagi agar makin semangat ngeblognya.




Sengaja memilih header dengan tema menatap sebuah jembatan panjang yang terbentang antara dua pulau. Filosofi yang selalu menatap masa depan dengan semangat dan terus menjembatani semua perbedaan dengan pandangan positif. Bahwa apapun perbedaan di bumi ini akan menjadi warna dari sebuah kehidupan yang harmonis. 

Begitu juga dengan taglinenya, love, hurts and happiness. Ketiga kata yang selalu ada dalam tiap hela nafas kehidupan manusia. Hampir tak terpisahkan. Cinta , sakit dan kebahagiaan. Cinta kadang memang menyakitkan. Tak peduli kepada siapa cinta itu bertaut. Cinta tak selamanya membawa tawa. Namun di balik itu semu cinta dan sakit pasti kan bermuara pada sebuah kebahagiaan. 
Kebahagiaan yang kan digapai oleh manusia, apapun yang menghadang di depannya.

Badewe, apapun tema dan tagline sebuah blog. Berharap menulis dan menulis mampu membuat energi positif untuk selalu menuliskan tentang kebaikan yang mungkin bermanfaat bagi pembacanya.
Do small thing for  big something.

Faneli, makasih lagi tuk mak Icha. Dibikinin lagi sebagai alternatif lain juga mauuu....
#nglunjak
Bagi yang pingin di bikinin, silahkan deh berkunjung pada link dan banner The Happiness Project.
Disana ada contoh header blog yang udah dikerjain buat para emak blogger. Yuk silaturahmi antar blogger. Akan makin banyak ilmu, manfaat dan rejeki yang kita dapat. Salah satunya, ya ini...dibikinin header blog gratis..
:D 

Cheeerrrs

INVICTUS

Portrait of William Ernest Henley 

It matters not how strait the gate
How charged with punishments the scroll
I am the master of my fate
I am the captain of my soul

 Tidak peduli betapa sulitnya rintangan menghadang
Bagaimanapun hukuman dijatuhkan
Aku adalah tuan bagi nasibku
Aku adalah kapten bagi jiwaku
( William Ernest Henley, 1875).


Menemukan sebait puisi pada sebuah koran ternama negri ini. puisi yang menginspirasi seorang presiden Afrika Selatan, Nelson Mandeela yang mampu membuka pemikirannya meski dia ada di balik jeruji penjara.  Membuat mata Saya jadi terbuka, bahwa penjara bukanlah tempat yang membuat orang menjadi  terpenjara juga pikiran , hati dan jiwanya.  

Kalau yang terpenjara saja mampu mendongkrak semangatnya untuk bisa melakukan perubahan untuk sebuah Negara, mengapa kita yang bebas tak terlecut untuk mampu membawa diri menjadi manusia tangguh dalam menghadapi berbagai situasi. 

Mungkin selama ini hanya keluhan yang tercuat akan kondisi yang tak sejalan dengan kemauan. Semua seolah ada di luar batas kemampuan. Pasrah dan meratapi nasib. Invictus yang artinya tak terkalahkan, membuat saya jadi mengerti, nasib seseorang ada di tangannya  sendiri. Apapun keputusan yang diambil dan penuh resiko adalah bagian dari proses pendewasaan. 

Tak asal mengambil keputusan, tapi penuh perhitungan dan berani menghadapi resiko. Bukan hanya berdampak pada diri sendiri dan keluarga, tapi juga berdampak pada sosial sekitar. Kalau mengingat semua itu, rasanya saya tak akan sanggup berdiri seperti saat ini. Keputusan yang bedampak pada goyahnya sebuah keluarga. Secara fisik dan piskis sangat melelahkan saya rasa hampir tiga tahun ini.

Namun keyakinan kuat, bahwa Tuhan beserta saya dan anak anak saya. Saya tak salah mengambil keputusan menggerakkan kemana perahu kecil ini akan berlabuh. Biarlah Tuhan meniupkan angin dan memberikan tenaga lebih agar perahu ini selamat sampai tujuan. Nasib ada di tangan saya, maka apapun yang terjadi menjadi tanggung jawab si pengambil keputusan. Maka ancaman, tantangan dan berbagai masalah lain akan saya hadapi untuk melindungi orang orang yang saya cintai.

Terkadang sebuah keputusan memang tidaklah populer, bersinggungan dengan adat, tradisi dan keyakinan pihak lain. Namun bila kita mampu meyakinkan bahwa kita mampu bertanggung jawab maka semua akan berjalan pada relnya.




Bait terakhir puisi yang berjudul INVICTUS,



Aku adalah tuan bagi nasibku
Aku adalah kapten bagi jiwaku

Penginspirasi untuk terus melaju sebagai kapten perahu kecil ini melanjutkan perjalanan menuju dermaga berjuta impian.