Friday, May 31, 2013

Indahnya berbagi dalam dunia blogger

Awal mula Aku tertarik dengan sebuah blog adalah saat membuka blog gulali lengket milik ponakan. Terpikir olehku ini pasti hal yang mengasyikkan. Terkagum kagum dengan gambar dan untaian kata demi kata para blogger lain, dan hal itu cukup memicu nafsuku untuk mencari tahu bagaimana cara membuat blog. Semua kupelajari secara otodidak , hanya dengan memijit  tombol keybord dan menjelajahi tiap inchi tubuh mbah google. Googling Aku lakukan disela waktu senggang kerjaan di kantor, sembari mengalihkan  mata yang  mengantuk dengan rasa boring yang kerap menyergap.

Thursday, May 30, 2013

Tak ada tukang nasi goreng,cake pisangpun jadi

Kemarin hujan terus mengguyur kota kecilku dari sore hingga malam hari. Saat itu jam masih menunjukkan pukul tujuh malam. Usai sholat Isya,inginnya mata ini tertutup barang sejanak untuk merehatkan jiwa dan ragaku. Namun apadaya,bunyi perutku terus saja meraung raung minta jatah. Huffft padahal jam lima sore tadi sudah kuisi tempe penytet hingga dua piring. Kok masih saja meraung raung,pikirku cacingnya sebesar apa yang ada di perutku ini.

Aku bangkit beranjak dari pelukan spongebobku...
Kubuka pintu dan kulihat dua buah hatiku asyik di ruang tengah. Cynara asyik membaca novel si Raditya Dika, dan anal lanang melototi game di netbooknya.
"Ada yang laper gak.."tanyaku pada Nara dan Javir. Serentak mereka menatapku
"Pasti yang laper Bunda.."celetuk Javir
"Hujan hujan gini gak bakalan ada tukang nasi goreng lewat bund.."Sahut Nara
Kulangkahkan kaki ke dapur,dan kubuka kulkas. Melihat beberapa telur duduk manis di rak kulkas,tercipta ide membuat cemilan..tapi apa?,telur dalam keadaan dingin di dalam kulkas,dibikin kue pasti gak akan sukses. Ah ..terrserah dah mau jadi apa nanti,yang penting bisa dimakan.

Thursday, May 23, 2013

Antara Indari Mastuti, Evi Indrawanto dan Wieke Gur

Tiga nama pada judul postingan di atas adakah hubungan diantara ketiganya?. Mungkin iya mungkin juga tidak. Tapi bagiku ketigannya adalah orang yang membuatku makin berani mengekspresikan diriku dengan menulis. Tak perlu menjadi orang lain dalam penulisan apapun,just be myself. Tak perlu khawatir tulisanku tak ada yang membaca ketika sudah kulempar ke arena perkumpulan para blogger,karena saat ini yang membuatku begitu nyaman dan merasa bebas adalah ketika kuketik tanda titik pada tulisanku. Tanda yang mengakhiri apa yang tertuang dari hati dan pikiranku. Tak perlu Aku berkecil hati dengan komentar para pembaca,karena bagiku komentar apapun itu akan memberi warna dalam tulisanku. 

Buku mbak Indari Mastuti yang berjudul Ternyata menulis itu gampang kubaca dan kusimak dengan baik. Disinilah awal Aku berani menerapkan menulis dengan gaya bahasaku sendiri. Sebelumnya,Aku suka wara wiri ngintip blog para blogger. Senang membacanya senang pula menikmatinya. Mencoba meniru gaya tutur bahasa mereka,tapi setelah membaca ulang,terasa ada yang aneh. Berkali kali kuedit,hasilnya sama. Terlintas dalam hatiku,"Hei,Aku bukan penulis profesional,Aku hanya ingin menulis apa yang kurasa dan tercetus on my mind dalam keseharianku,dalam duniaku dan catatanku. Mengapa menulis bukan dengan nurani sendiri?. Bersyukur kini kusudah menemukan keberanian menulis dengan apa adanya diriku.


Wednesday, May 15, 2013

Nyamuk dalam kenangan


Aroma apapun yang terhirup di hidungku pasti akan membawaku ke sebuah kenangan. Sepertinya saraf saraf  hidungku berkolaborasi dengan baik dengan saraf otakku. Hingga bila saraf hidung beraksi saat aroma apapun yang mampir dan di manapun areanya. Otakku akan segera dengan senang hati menampilkan sebuah slide show layaknya sebuah film dokumenter. Seperti saat angkot mampir di POM bensin,kenanganku akan kembali saat hamil putra ke duaku si Javir. Dulu saat hamil Aku suka sekali berlama lama di POM bensin. Menghirup aroma bensin membuatku merasa nyaman dan bayi dalam perutku langsung berjingkrak ala Jon Bon Jovi...aneh ya. 

Tuesday, May 14, 2013

surprisesssss


Dear sahabatku...
         Akhirnya kumenemukanmu,diantara ribuan nama di akun jejaring sosialku. Kau tau rasanya saat menerima inboxmu yang isinya bikin aku sebel setengah mampus?.."maaf ini Enny siapa yaa?". 
Aku  sebenernya iseng iseng mencarimu,karena memang sudah hampir lupa wajahmu dan hanya tau nama depanmu tanpa tau nama panjangmu.. Yang Aku ingat hanya kacamata minus,rambut tipis sebahumu,tinggi tubuhmu,perhatianmu dan slengekanmu yang mirip denganku. Entah mengapa dalam palung hatiku selalu saja ingin mencarimu...

Dear sahabatku...
          Kembali mengingat isi inboxmu sehari lalu yang akhirnya kubalas dengan kalimat satu paragraf,sebagai bentuk muatan antara kesel dengan pertanyaanmu dan harap harap cemas dengan apa yang aku cari...



Wednesday, May 8, 2013

Belajar menjadi Ibu yang baik

      Menjadi seorang ibu bagi kaum wanita adalah sebuah impian. Apalagi setelah menjalani sebuah pernikahan ,kehadiran seorang anak adalah hal yang sangat diharapkan. Namun itu tidak berlaku bagiku,setidaknya saat Aku masih membujang. Alasannya adalah seperti yang tertulis pada  Jurnal Evi Indrawanto di postingan  Apakah Saya sudah menjadi ibu yang baik?. Bahwa sebutan Ibu bukan hanya sebagai status biologis,begitu bayi terlahir maka panggilan Ibu,Bunda atau mama akan tersematkan pula buat Kita. Oh..No,Aku tak inginkan itu..
      Bukan tanpa alasan itu menjadi pemikiran sesat saat Aku membujang mengenai seorang Ibu,karena bagaimanapun juga Aku tak mau disebut sebagai anak durhaka,tak menghargai kehadiran seorang Ibu yang telah melahirkan Aku. Karena sejak kelahiran putriku Cynara Nafisa,persepsiku tentang seorang Ibu berubah drastis. Apa dan bagaimanapun seorang Ibu ,toh Aku merasakan jua bagaimana proses kelahiran yang sangat excited.dan akhirnya Aku dipanggil Bunda oleh buah hatiku.